Jumat, 02 November 2012

Trik Agar Tidak Ditilang Polisi


Trik Agar Tidak Ditilang Polisi

Sebagai warga pecinta damai, sudah bukan rahasia lagi jika banyak pengguna jalan memilih jalan “Salaman” ketika ditilang. Tetapi sesuai dengan semangat reformasi, warga Indonesia juga anti praktik KKN, menyebabkan banyak yang berusaha untuk tidak mengoyok, meski tetap keberatan jika ditilang.

Cara yang diambil sebagai jalan penengah berbada beda, Berikut adalah Tiga trik yang sering dicoba dan sudah terbukti keabsahannya. Eits… Trik trik ini juga “TIDAK PERNAH GAGAL”. Berikut adalah trik trik nya :


TRIK KE-1

#SAYA ANAK JENDRAL.

Trik ini merupakan trik yang paling umum. Kadang dikombinasikan dengan pengakuan saudara atau penyelipan kartu nama pejabat kepolisan. Caranya : Saat dihentikan, Calon tilang memasang tampang percaa diri, dan berbicara dengan suara lantang, nada sok dan penuh keyakinan.

Contoh Skenario :

Penilang       : “Maaf bu, Anda melanggar pasal sekian karena sekian sekian”

Calon tilang : “Ya sudah! Ya sudah ! Kau tilang aku saja! Ayo Cepat! Ayo Tillang”

Penilang       : “Errr… Maaf bu, memangnya ibu siapa?”

Calon tilang : “Macam mana pula kau Tanya Tanya siapa aku! Kalau mau tillang, ya tillanglah sana!”

Penilang       : “Maaf bu, Ibu kenal siapa?”

Calon tilang : “Memangnya kalu aku kenal siapa siapa kenapa? Hah? Kau mau tilang lebih besar lagi? Hah?”

Penilang       : “Enggak bu, Maaf lain kali hati hati ya”

Mengapa tak pernah gagal ? Karena dalam ilmu psikolog, taktik ini berpangkal pada reverse psychology, dimana seseorang melakukan persuasi guna mengarahkan lawan bicara melakukan hal yang justru tidak diinginkan. Menyuruh pak polisi untuk menillang dengan lantang akan memicu reaktan dalam diri pak polisi, Yaitu, Respon negative saat menanggapi sebuah persuasi, Sehingga bertindak justru kebalikan persuasi yang diberikan (melepaskan dan tidak jadi menillang).

Teori psikolog ini sebernarnya bersal dari abad kuno Indonesia, dan dikenal dalam bahasa local dengan teori gertak sambal, dimana seseorang mengambil peran yang mengisyaratkan kekuatan yang lebih besar dari kekuatan yang dia miliki. Semakin banyak grey area, laan bicara semakin ragu akan kemampuan kita sepenuhnya dan biasanya tidak berani mengambil resiko.

Karena seringnya digunakan, maka diperlukan kehati hatian dalam melakukan trik ini. JANGAN BERBOHONG adalah kunci sukses keberhasilan. Itu  termasuk : jangan mengaku saudara jika bukan saudara dan jangan memberikan nomor  telepon yang tidak bisa dihubungi. Dan INGAT,Kegagalan dan gerak gerik  yang mencurigakan bisa berbuah tilang yang lebih berat.

TRIK KE-2

#SAYA LAGI BANYAK MASALAH PAK

WASPADAI! TRIK INI MEMERLUKAN LATIHAN AKTING! Tips ini sangat cocok bagi anda yang mempunyai kemampuan teaterikal. Begitu polisi menyetop, Anda harus mulai penjiwaan. Segera Telungkupkan tangan, Basahi mata dengan air mata buaya, dan tarik ulue Ingus (iiiiuuuu) sehingga terdengar seperti menangis. Sepanjang introgasi,  jaga minim kontak mata dengan pak polisi, gerakan tangan menutup muka seperti depresi.

Contoh Skenario:

Penillang       : “Maaf bu, Anda melanggar pasal sekian karena sekian sekian”

 Calon tilang : “Aduh, terserah deh, pak, bapak meu nilang saya atau gimana. Terserah deh”

Penilang        : “Memangnya ibu kenapa?”

Calon tilang  : ”Aduh, gak usah nanya nanya deh pak. Saya lagi banyak masalah nih!”

Penilang        : “Masalah Ibu apa?”

Calon tilang  : “pokonya saya lagi banyak masalah, makanya tedi saya tuh ngak liat lampu merah didepan. Pikiran saya kusut, jasi terserah deh kalau bapak mau nilang saya…”(Ducapkan dengan nada frustasi dan diakhirti dengan suara lirih dan nada gantung)

Penilang        : “Maaf, ada yang bisa saya bantu kalau lagi ada masalah?”

Calon tilang  : “Gak bisa! Bapak nggak bisa bantu saya (Terkesan mau nagis) Gak ada yang bisa bantu SAAYAA(menangis histeris)”

Penilang        : “Ya sudah, kalau ibu lagi banyak masalah. Lain kali hati hati ya bu”

Mengapa tak pernah gagal? Karena orang jahat selalu menang dan ini adalah tekhnik orang jahat. Trik ini memanfaatkan sisi baik seorang polisi. Manusia pada intinya memiliki hati nurani yang dibimbing oleh moral dan lingkungan social. Tiada manusia yang lahir tanpa empati akan kesusahan orang lain, walaupun hanya setitik. Apalagi seorang polisi yang diharapkan menjadi pamong masyarakat.

Tak tik ini masih jarang digunakan, mungkin karena membutuhkan penghayatan yang sangat mendalam dan juga karena trik ini begitu mudah dikenali. Sekali dipakai, tentunya para polisi akan selalu terkenang kenang. Ibarat sekali lacung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya. Bisa bisa bagian scenario Tadi dipotong menjadi :
“Ahhh! Udahh Udahh! Ngak usah Pura pura! Kemarin udah ada yang make tuh, Ibu ibu!”

TRIK KE-3

#SAYA MAHASISWA HUKUM LHO!

Jika anda bukan mahasiswa hukum, tidak perlu ragu membaca judul nya. Memang tidak perlu kuliah hukum sejati untuk meggunakan trik ini. Cukup kemampuan persuasi dan kegigihan mempertahankan kasus seperti pengacara artis.

Contoh Skenario :

Penilang        : “Mbak melanggar pasal sekian karena sekian sekian”

Calon tilang  : “Aduh, maaf pak. Soalnya rambu-nya ngak kelihatan. Ketutupan pohoh itu tuh, lagian saya baru pertama kali lewat sini, jadi saya kurang paham sama jalanannya.”

Penilang        : “Ya tapi ngak bisa gitu dong, mbak tetap melanggar dan harus ditillang”

Calon tilang  : “Wah, ngak bisa langsung tilang gitu dong pak! Tadi kan saya udah jelasin alsannya, rambunya tidak kelihatan karena ketutupan pohon, jadi kesalahan sebenarnya bukan di pihak saya. Saya ini mahasiswa hukum lho pak! Masyarakat sadar hukum! Saya tahu benar pasal pasal dan penerapannya, bahwa kalau pelanggaran karena rambu yang tidak jelas, tidak bisa dikenakan sanksi”

Penilang        : “Memang aturannya seperti itu kok, melanggar kena sanksi”

Calon tilang  : “Nahh itu dia, apalagi saya sudah minta maaf karena pertama kali lewat. Saya ini mahasiswa hukum, pak, jadi saya tau aturan persidangan. Saya jelas tidak bersalah karena saya tidak diinformsikan sebelumnya bahwa apa yang saya lakukan itu salah. Rambu tidak jelas, Saya pertama kali lewat. Siapa yang bisa memberi tahu saya?”

Penilang        : “Justru ini saya stop dan memberitahu mbak melanggar”

Calon tilang  : “benar sekali, terimakasih,  pak, tugas seorang polisi memang untuk membimbing anggota masyarakatnya agar taat peraturan. Karena itu saya jadi tahu disini tidak boleh belok, dan lain kali tidak melanggar”

Penilang        : “tapi yang ini tetap di tilang”

Calon tilang  : “Wah, saya yakin, bapak pun sebagai penegak hukum juga belajar seperti saya di fakultas hukum pelanggaran kali ini tidak di tilang, pak, tapi berikutnya jika saya melanggar lagi, saya harus di tilang”
Penilang        : “ya sudah ngomong sana di sidang tilang”

Calon tilang  : “sekali lagi pak saya ini sudah hampir lulus dari fakultas hukum, berarti saya menguasi materi hukum! Coba bapak liat kalo ngak percaya, ini kartu mahasiswa saya, FAKULTAS HUKUM angkaatan tahun ini lulus. Menurut yang saya pelajari, tidak semua pelanggaran harus masuk tahap persidangan, jika sudah diberikan alas an yang valid atas pelanggaranya. Saya sudah memberika alas an saya. Saya bahkan tidak menyalahkan aparat yang meletakan rambu di tempat yang tidak terlihat”

Penilang      : “Ya sudah sana pergi”

Mengapa tak pernah gagal? Karena tidak ada teori psikolog di tips ini, kecuali pemahaman bahwa kejiwaan manusia bisa terganggu kalau mendengar suara yang memekakan telinga terus menerus dalam jangka waktu tertentu . Polisi pun juga manusia yang bisa gila jika mendengar rentetan alibi tak henti oleh suara yang tidak enak di dengar.

Tentu tips tips tersebut tidak bermaksud menghina lembaga kepolisian. Kami pun pernah menikmati buah reformasi birokrasi saat mengurus SIM, surat tabrakan dan ditilang. Ramah-Cepat-Tidak mahal. Justru semua tips ini ditulis suoaya pihak berwenang dapat menghindari orang yang suka ngemplang tilang. Ada lagi yang mau membantu upaya penegakan hukum ?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar