Apa jadinya ya kalau
harimau kawin dengan macan tutul? Atau kalau singa berjodoh dengan citah?
Apakah keturunannya nanti bakal setengah harimau setengah macan? Atau citah
berkepala singa? Nah, kalian penasaran, kan? Singa, harimau, dan macan tutul
itu semuanya termasuk keluarga kucing, seperti halnya Pus Meong yang kalian
pelihara di rumah.
Kalau si Pus termasuk
kucing kecil, maka singa dan kawan - kawannya tergolong kucing besar. Bahasa
Inggrisnya big cat. Makanya, banyak kemiripan antara macan dan kucing.Misalnya
nih, mereka sama-sama jago berburu mangsa, sama-sama mamalia, juga sama-sama
mandi dengan cara menjilat-jilati tubuhnya. Dan, ketika masih kecil, macan,
singa, dan kucing mengalami masa bermain yang dalam bahasa Sunda disebut
kumincir. Hei, kalian pernah dengar istilah itu, Kan?
Walaupun jarang,
namun singa, macan tutul, dan harimau bisa saja kawin. Kalau ini terjadi, maka
keturunannya nanti disebut anak blasteran atau campuran. Dalam bahasa Inggris,
singa disebut lion, harimau disebut tiger, dan macan tutul leopard. Anak
blasteran ketiga binatang ini diberi nama gabungan bapak ibunya. Kalau ayahnya
singa dan induknya harimau, maka anaknya disebut liger (lion dan tiger). Jika ayahnya
harimau dan induknya singa, maka anaknya disebut tigon (tiger dan lion). Jika
ayahnya macan tutul dan induknya singa, anaknya disebut leopon (leopard dan
lion).
Bagaimana kalau
ayahnya singa dan ibunya citah? Ya... tinggal disingkat saja, jadi litah (lion
dan citah). Penampilan singa blasteran sedikit lain. Misalnya leopon. Tubuhnya
bertutul-tutul seperti halnya macan tutul, tetapi ia memiliki surai (rambut
pada tengkuk) seperti singa. Begitu juga dengan anak-anak blasteran lainnya,
sering memiliki ciri-ciri khas ayah ibunya. Tetapi, mungkin nggak sih ayam
kawin dengan kelinci? Atau kadal berjodoh dengan ular? Jangan-jangan anaknya
nanti berbentuk kelinci berkepala ayam, atau kadal bercorak kulit ular. Oh,
hewan semacam itu sih tak mungkin ada! Ayam tak mungkin tertarik pada kelinci,
karena mereka memang tidak sekeluarga. Tapi, kalau monyet putih kawin dengan
siamang, bisa saja membuahkan keturunan, karena mereka berasal dari keluarga
yang sama, yakni keluarga primata.
Dengan begitu, nggak
mungkin juga kodok kawin sama kelelawar, atau tikus dengan kucing.
Soalnya...yap! Tepat! Mereka tidak sekeluarga. Sebenarnya, persilangan atau
perkawinan hewan beda jenis tetapi dari keluarga yang sama, biasa pula terjadi
pada tumbuhan. Tapi, tentu saja, tumbuhan yang dikawin silangkankan ini tidak
berjodoh begitu saja. Mereka dikawinkan oleh manusia. Misalnya, bunga mawar
kuning yang dikawinsilangkan dengan mawar putih akan menghasilkan tanaman yang
berbunga dua warna sekaligus, yakni kuning dan putih. Nah sekarang, coba tebak,
kalau kucing anggora bisa nggak kawin dengan kucing kampung?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar