Jumat, 28 September 2012

Fabel



Ratu serangga
kisah ini terjadi pada zaman dahulu kala, ketika para hewan masih bisa berbicara…. Disebuah hutan tepi sungai, hiduplah bermacam macam serangga. Satu bulan lagi, serangga itu akan menggadakan kontes pemilihan Ratu Serangga. Itu sebabnya, suasana di tepi sungai hari itu sangat ramai. Serangga serangga antri mendaftar di tempat pendaftaran.
“Nama ?” Tanya Beba, si Lebah Madu yang bertugas di  bagian pendaftaran.

“Lala Belalang,” jawa si belalang.

“Alamat ?” Tanya Beba Lebah Lagi

“Semak tepi sungai,” jawab Lala Belalang.
Begitu seterusnya. Beba si Lebah Madu mencatat nama-nama peserta calon Ratu Serangga. Sampai akhirnya tiba di peserta terakhir. Lebah Madu sangat terkejut melihat serangga menjijikan di depannya.
“Mmmm….nama?” Tanya Beba Lebah agak ragu.
“Kukup Ulat,” jawab si Ulat tanpa tersinggung.
“Alamat?” Tanya Beba Lebah Lagi.
“Di bawah pohon beringin,” jawab Kukup Ulat lagi.
Peserta lainya melihat ke Kukup Ulat dengan pandangan mengejek.
“Ulat itu kan, serangga yang paling menjijikan. Kok, tidak malu ikut kontes calon Ratu Serangga?” Lala Belalang mengejek.
“Tubuhnya gendut dan pendek. Berani-beraninya dia ikut kontes” Beba Lebah ikut berkomentar.
“Kukup Ulat kan, hanya bisa makan. Dia tidak bisa kerja apa-apa!” Ebang kumbang menambahkan.
Kukup Ulat yang malang mendengar semua ejekan itu dengan tabah. Namun di saat sendirian, ia kadang menangis sedih.
Pada suatu hari, Kukup Ulat bertemu seekor Lebah yang sedang sakit karena kelaparan.
“Tolonglah, tolong beri aku makan…. Perutku sakit, aku sangat lapar…..” rintih lebah itu.
Kukup Ulat sangat iba. Ia segera mencari madu untuk di berikan kepada si lebah. Setelah lebah itu memakan madu, tubuhnya tampak lebih segar.
Kukup Ulat gembira ketika melihat warna tubuh lebah yang tadi pucat, kini mulai kemerahan. Namun tubuh si lebah ternyata terus berubah dan berubah. Kukup Ulat mulai ketakutan. Sayap si lebah yang tadinya kecil, kini berubah menjadi lebar. Tubuhnya juga semakin memanjang dan berwarna warni cantik. Kaki-kakinya yang pendek menjadi panjang.
“Si….siapa kamu?” Tanya Kukup Ulat Gugup.
“Aku peri penolong. Aku tahu kamu ingin menjadi cantik seperti yang lainya.
“Karena hatimu baik aku akan kabulkan keinginanmu itu.” Ucap si peri. Seketika itu juga, Kukup Ulat seperti disihir. Tubuhnya kaku, tidak bisa bergerak. Dalam hati Kukup Ulat berpikir.
“Apa aku sudah mati ?”
Tiga minggu kemudian, Kontes pemilihan ratu serangga pun dilaksanakan. Kukup Ulat tidak juga datang. Satu-persatu serangga peserta lomba berlenggak-lenggok memamerkan keindahan busana mereka. Lala belalang memakai Jubah hijau dan bersepatu hak tinggi. Ebang kumbang memakai sanggul di kepala. Gaunnya panjang menjutai ke bawah. Akhirnya giliran Kukup Ulat tiba. Panitia Lomba binggung karena Kukup Ulat tidak kelihatan di tempat itu. Namun ketika nama Kukup dipanggil, melesat sejenis serangga di angkasa, lalu mendarat tepat di atas paggung.
Ketika serangga itu melangkah di panggung, semua serangga lainya terkagum kagum melihatnya. Siapakah serangga baru ini? Sayapnya berkilau dan berwarna warni. Walaupun ia tidak memakai gaun panjang dan sepatu hak tinggi, namun ia tetap tampak cantik.
Setelah peserta terakhir memperagakan busananya, para juri beristirahat sambil berunding. Satu jam kemudian, mereka mengumumkan pemenang kontes Ratu Serangga.
“Pemenangnya adalah……  serangga yang tadi mengejutkan kita semua! Mohon serangga tadi naik ke atas panggung,” Ucap salah satu juri.
Serangga cantik tadi segera naik ke atas panggung.
“Aku sebetulnya….. teman kalian semua. Aku si Kukup Ulat, kata serangga itu ketika ditanyai para juri. Betapa terkejutnya semua serangga peserta lomba. Dulu mereka mengejek Kukup Ulat seenaknya. Kini malah Kukup yang memenangkan lomba.
Serangga yang dulu mengejek Kukup, lalu meminta maaf. Kukup pun memaafkan mereka semua. Sejak itu, keturunan  Kukup Ulat selalu berubah menjadi kepompong. Kemudian berubah lagi menjadi serangga cantik yang disebut kupu-kupu.